Official Blog dari MI Muhammadiyah 1 Slinga, Kec. Kaligondang Kab. Kaligondang

Siswa, Apa? atau Siapa?

Siswa adalah komponen yang penting dalam dunia pendidikan. Seperti kita pahami bahwa siswa sebagai seorang anak adalah fitrah, bagai kertas putih yang bagaimana 'coretannya' nanti ditentukan oleh orang tuanya (dalam konteks pendidikan guru juga termasuk kedalam orang tua). Mereka adalah input yang harus diproses sedemikian rupa agar menjadi output yang baik sekaligus mendatangkan outcome yang bermanfaat bagi almamaternya. Sebagai sebuah input, siswa datang dari keluarga dan lingkungan yang berbeda. Mereka memiliki kemajemukan yang tinggi di berbagai bidang. Bukan hanya sekedar sikap mentalnya yang berbeda, cara belajarnya pun akan berbeda. Kemajemukan inilah yang nantinya di madrasah akan menjadi warna yang menghiasi setiap proses yang berlangsung. Siswa hanya dibekali sedikit pengetahuan tentang wawasan umum di madrasah, selebihnya kedua orang tua (dan atau wali) akan memasrahkan sepenuhnya kepada madrasah. Sebuah amanat yang berat yang sebenarnya sama beratnya seperti orang tua yang dititipi anak oleh Allah Swt. Entah bagaimana sebenarnya kebesaran hati dan kesabaran para orang tua dan guru ketika mendapatkan titipan yang juga merupakan anugerah yang sangat indah dari Allah Swt. 

Di madrasah, siswa bukan hanya diajari, dididik dan dilatih, tetapi mereka juga belajar dan menemukan pengetahuannya sendiri dengan bermacam cara mereka untuk menggali informasi, bereksplorasi dengan lingkungan madrasah. Sumber belajar yang diberikan guru hanya sebuah pengantar bagi mereka untuk mengembangkan diri. Akan tetapi, kembali kepada kemajemukan tadi bahwa siswa memiliki ke-khasannya sendiri, cepat dan sedangnya siswa mengolah informasi juga bergantung kepada bagaimana perlakuan yang dilakukan orang tua serta lingkungannya. Kita tahu bahwa siswa madrasah ibtidaiyah mudah sekali menduplikasi seseorang atau keadaan yang ia temukan dalam kehidupannya. Karena itu, peran orang tua di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat menjadi vital bagi ke-khasan siswa apakah khas dengan perilaku baik, tanggap, rajin dan penuh perhatian atau perilaku yang menurut banyak orang disebut 'nakal', kurang tanggap, malas dan kurang fokus? Ya sekali lagi, informasi dan pengetahuan yang didapat siswa sebagai input sangat memengaruhi prosesnya di madrasah. 

Fokus
Output (hasil) sangat bergantung pada proses yang berlangsung. Sebuah proses yang baik akan menjadikan output yang baik. Proses yang kurang baik, akan membuahkan output yang kurang baik pula. Sebagai guru yang memiliki kemampuan untuk mengajar, mendidik dan melatih tentunya proses yang dilakukan akan baik. Dimanapun sebuah madrasah, proses dalam mengolah output tentunya akan memperhitungkan nilai- nilai agama Islam yang luhur sehingga prosesnya insya Allah baik. Ketika seorang guru sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pembelajaran, ia hanya perlu memasrahkan jerih payahnya kepada Allah Swt. yang maha memberi ilmu. Allah yang akan menentukan pintar atau tidaknya seorang siswa. Akan tetapi perlu diingat bahwa  sebenarnya setiap siswa memiliki kecerdasannya sendiri (lihat  Multiple Intelligence, Howard Gardner). Kita tidak bisa memaksakan seorang siswa memiliki kemampuan yang sama dengan siswa lainnya karena bisa jadi siswa yang dipaksakan itu lebih ahli dibidang lain dibanding siswa yang menjadi copy project. Keberagaman hasil bagi sebuah lembaga pendidikan tentunya sebuah modal yang cukup besar dalam menggapai kemajuan

Bagaimanapun proses pembelajaran dan eksplorasi yang dilakukan guru bersama siswa semata- mata adalah bentuk tanggung jawab manusia yang harus memberikan kemanfaatan dan sedekah jariyah berupa ilmu yang bermanfaat. Bagi siswa ini adalah tahap dimana ia harus mulai fokus menuntut ilmu sebagai manifestasi keawajiban menuntut ilmu bagi seorang muslim. Orang tua sekali lagi memiliki peran yang lebih penting dari guru di madrasah, segala bentuk perhatian haruslah diberikan kepada siswa yang tengah menuntut ilmu, bukan semata- mata kelak ia akan menjadi orang yang sukses yang akan mengangkat derajat keluarga tetapi juga bagaimana ia akan menuntun orang tuanya menuju ke surga ilahi. Karena tujuan dari pendidikan Islam adalah menciptakan generasi yang beriman dan bertakwa, pastinya generasi ini adalah anak soleh- solehah yang mendoakan kedua orang tuanya, bukan?

Selain sebagai input dan output, siswa juga adalah outcome. Outcome disini diartikan sebagai seseorang yang memberikan kebermanfaatan dan nilai lebih dengan segala kemampuan yang ia dapatkan dari dan bagi madrasah (almamaternya). Dengan kata lain, alumni (output) hendaknya memberikan berbagai manfaat dengan keberagaman kemampuan yang dimilikinya. Kebermanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana ia turut membantu madrasah dalam berbagai hal. Bukan hanya untuk mencetak nama baik madrasah saja. Disadari atau tidak, peran alumni diluar sana sangat diperlukan madrasah. Kerjasama dan kebermanfaatan dari alumni juga adalah kekuatan yang berharga bagi madrasah dalam mencapai visinya. 

Orang tua, guru dan siswa itu sendiri memiliki peran yang besar dalam pendidikan siswa. Orang tua tidak boleh memasrahkan begitu saja anaknya kepada madrasah tanpa ia sendiri memberikan perhatian kepada anaknya. Guru bukanlah sekedar profesi duniawi yang seperti mesin harus mengolah siswa dengan pengetahuan semata tetapi juga merupakan profesi ukhrowi yang selalu menghadirkan Allah Swt. disetiap kesempatan. Siswa madrasah ibtidaiyah bukanlah orang dewasa yang terkurung dalam tubuh kecil, karena itulah ia perlu diperlakukan secara khusus. Ia juga harus belajar menempatkan dirinya sebagai muslim- muslimat yang tengah menuntut ilmu, karenanya ketaatan kepada Allah swt. kepada kedua orang tua dan kepada guru adalah salah satu kunci keberhasilannya. Diajari, dan dilatih adalah haknya, Belajar,  dan Berlatih adalah kewajibannya.

MIMSatu Slinga

Labels: mimsatusiana, Tulisan santai

Thanks for reading Siswa, Apa? atau Siapa?. Please share...!

0 Comment for "Siswa, Apa? atau Siapa?"

Back To Top